TEMPO.CO, Jakarta – Kaca film asal Jepang, Kaca Film Premium ICE, kini dianggap sebagai kaca film Original Equipment Factory (OEM) untuk mobil listrik di Indonesia, seperti Wuling Binguo EV, MG 4 EV dan MG ZS EV.
“Kaca film ICE telah lama dipercaya sebagai kaca film OEM untuk merek mobil ternama di Indonesia. Sebelumnya Mitsubishi, Mazda, Honda, Wuling dan Volvo menggunakan ICE sebagai kaca film OEM. “Sekarang Wuling Binguo EV, MG 4 EV, MG ZS EV dan model MG lainnya memutuskan untuk menggunakan kaca film berkualitas ini,” kata Andi Setiawan, presiden direktur PT Global Auto International, brand representatif ICE, Rabu, Januari. 17 2024.
Selain itu, Andi Setiawan juga mengungkapkan bahwa penggunaan ICE pada BEV merupakan bagian dari dukungan PT GAI untuk mencapai tujuan netral karbon yang dicanangkan oleh pemerintah Republik Indonesia.
“Meningkatnya jumlah model mobil listrik yang hadir di Indonesia juga harus didukung dengan penggunaan kaca film berkualitas tinggi yang memiliki keunggulan terutama pada kemampuan menahan panas sehingga dapat membantu meningkatkan efisiensi energi yang dikonsumsi,” dia menambahkan. Dan saya.
Mobil listrik Wuling Binguo EV, MG 4 EV dan MG ZS EV menggunakan kaca film ICE yang merupakan gabungan antara seri OEM dan seri Premium, khususnya kaca film seri premium CT70 dan kaca film SKKB JB10.
Kaca film ini diklaim memiliki tiga teknologi inti, yakni teknologi optik, teknologi perawatan permukaan, dan teknologi penerapan material.
“Teknologi optik menerapkan prinsip kerja optik mesin fotokopi pada kaca film ICE yang digunakan untuk mencapai tujuan penolakan infra merah,” jelas Andi.
Periklanan
Sementara itu, teknologi pelapisan diklaim sebagai teknologi terkini untuk metode pelapisan nano dengan presisi tinggi. Terakhir, teknologi penerapan material memanfaatkan sejumlah teknologi dalam penggunaan material fotosensitif yang dapat meningkatkan kualitas, daya tahan, sensitivitas, dan produktivitas.
Teknologi yang digunakan pada Kaca Film ICE Premium memberikan beberapa keunggulan yaitu tidak mengganggu sinyal elektronik seperti yang diperlukan oleh ponsel atau navigasi GPS, menurunkan suhu di dalam kabin, dan tahan terhadap sinar ultraviolet (UV) yang berbahaya. dan ramah lingkungan,” kata Andi.
Selain itu, karena kemampuannya dalam menahan panas pancaran sinar matahari, dapat mengurangi kebutuhan penggunaan pendingin ruangan (AC) kabin. Hal ini juga diklaim membuat penggunaan daya baterai pada mobil listrik menjadi lebih hemat dan dapat berkontribusi pada masa pakai baterai.
Pilihan Editor: Stiker Kaca Pecah Tesla Cybertruck sudah habis terjual, harga Rp 800 ribu
Ingin mendiskusikan artikel di atas dengan editor? bergabung member.tempo.co/communitas pilih grup GoOto
Quoted From Many Source